Jumat, 20 Mei 2011

Ga lama kemudian mas Yoga sampe di alun-alun dan nemuin kami berdua. Kami pun diajak ke rumahnya di daerah kreteg, Wonosobo. Sekitar 20 menit kami sampe di rumahnya. Dan senengnya disambut kaya ada sodara dari jauh yang baru dateng. Bener-bener udah terasa akrab walaupun selama ini cuma ngobrol di kaskus.salut!
Lalu kami disuguhi makan siang yang bener-bener nikmatt, menu makanan rumahan tapi terasa enak karena laperrrr (dan gratis )

Berselang beberapa menit kemudian datanglah rombongan temen-temen regional Semarang, sekitar 8 motor. Dan inilah pertama kali nya juga ketemu temen-temen kaskuser dari Semarang, dan anehnya lagi saat ketemu bener-bener seperti temen lama yang akhirnya ketemu lagi.aneh.



suasana di depan rumah YoGreat setelah kedatangan temen-temen Reg.Semarang


sambil istirahat&ngobrol-ngobrol

Lalu karena dirasa badan gerah dan gatel karena belom mandi dari kemaren akhirnya gw mandi di rumah YoGreat. Air di bak mandi nya langsung dari mata air alami, tanpa pompa air dan rasanya segeeeeeeeeeeer banget. Dingin alami dan nyegerin. Beres mandi ternyata Reg Semarang mau pada makan siang dulu di warteg sekitar situ karena memang belum makan siang, dan gw stay di rumah YoGreat buat tidur-tiduran,lumayan bisa sekalian tidur siang sebentar.

Ga lama kemudian,setelah sholat Dzuhur berjamaah di Masjid kami berangkat. Karena hujan lalu turun, kami semua pake jas hujan,dan bersiap naik ke Dieng. Tapi ternyata motor salah satu dari kaskuser regional Semarang bermasalah dan terpaksa dibawa ke bengkel. Dan kami pun menunggu disini.


lalu karena waktu ashar hampir tiba, kami memutuskan untuk menunggu di SPBU saja.



saat menanti waktu ashar di SPBU Wonosobo

akhirnya setelah sholat ashar, dan motor yang tadi rusak selesai di perbaiki, kami pun melanjutkan perjalanan ke Dieng melalui wonosobo kota, awalnya direncanakan naik melalui Tambi, jalur alternatif yang lebih menantang, tapi karena hujan dan khawatir terjadi apa-apa maka diputuskan melalui jalur utama saja. Riding di sore hari di waktu hujan deras dan jalanan yang terus menanjak yang membuat suhu udara semakin dingin, tangan gw sampe terasa lagi di celupin di bak air es karena emang dinginnya ga boongan, puncak? ga ada apa-apanya beberapa kali gw iseng naro tangan kiri gw dibawah pantat buat sedikit ngasih efek hangat, tapi percuma kalo kaya gini pengen megang knalpot deh rasanya

Sekitar sejam dengan diiringi derai hujan yang tak kunjung henti akhirnya kami tiba di penginapan Lestari di Dieng. Akhirnya.













 Penginapan lestari letaknya ga jauh setelah masuk ke komplek Wisata Dieng. Tempatnya berada di sebuah jalan kecil di sebelah kanan jalan. Begitu memasuki komplek wisata Dieng ada pangkalan ojek milik warga sekitar. Dan kebanyakan dari mereka tau rumah-rumah maupun penginapan yang biasa dikunjungi wisatawan. Termasuk Penginapan Lestari yang kami tempati.
Udara dingin yang telah menyambut kami sore ini sejak berangkat dari Wonosobo tadi terasa semakin menusuk. Dibawah guyuran hujan riding di suhu rendah,mungkin berkisar antara 10-15 derajat Celcius.

Setelah merapikan motor kami di parkiran yang tidak terlalu luas, gw dan temen-temen langsung bergegas untuk ke ruangan atas tempat kami akan menginap. Di tempat ini terdapat beberapa kamar mandi yang semuanya berada di bawah. Dan beberapa di antaranya tersedia air hangat untuk mandi. Dan sore itu setelah beberapa orang mandi (gw sih ga mandi karena dingin, dan kebetulan tadi sebelum berangkat kesini juga udah mandi) kita berkumpul di ruangan atas. Ruangan bagian atas ini terdiri dari semacam ruang keluarga, dengan TV,dan dua kamar termasuk kasur dan bantal juga selimut yang semua sudah disediakan. Sore hari yang dingin diluar, terasa sungguh hangat di dalam.


pose yang aneh


di dalem penginapan

Dan segelas jahe panas menemani asyiknya ngobrol santai sambil nonton TV dan ketawa ketiwi. Ga lama kemudian dateng santapan sore yang juga hangat, mie instan rebus yang masih panas. Semua orang tampaknya ga mau menyia-nyiakan kesempatan, tangan-tangan cekatan karena kelaparan dan ditambah dinginnya udara dengan cepat mengosongkan baki yang tadi penuh dengan mangkok-mangkok mi rebus. Dan tentu gw juga ga boleh ketinggalan. Makan mi rebus di ketinggian sekitar 2100 meter dari permukaan laut, di antara perkebunan bermacam-macam sayur mayur dengan hujan yang masih terus setia membasahi bumi,tentunya adalah sebuah kemewahan. Meski bagi sebagian diantara kami yang merupakan anak kost dan mahasiswa,makan mi instan bisa jadi sudah jadi seperti menu sehari-hari, tapi disini terasa istimewa. Karena dimakan bersama dengan teman-teman jauh, yang baru kali ini berkumpul secara langsung, yang biasanya hanya di dunia maya, kini di dunia nyata. Terasa tanpa jarak.



Setelah dengan gesitnya tangan-tangan dan mulut yang tadi kelaparan kini berubah wajahnya menjadi sumringah. Kenyang bisa menimbulkan efek relaksasi. Nyaman. Karenanya sore itu hanya kami habiskan dengan tidur-tiduran sambil beberapa orang menghisap batang-batang rokok, dan bagi yang berperut lebih dari 1 masih sibuk mengunyah gorengan panas yang tadi dibeli,termasuk gw,hahaha. Dan dengan cepatnya sang gorengan hangat berubah jadi seperti gorengan kemarin yang baru diambil dari lemari es.

Selepas sholat maghrib ternyata telah tersedia sebuah nasi tumpeng,lengkap dengan lauk-pauk pelengkap seperti perkedel,telur maupun tempe. Wah, ternyata rekan-rekan Regional Semarang yang mengusulkan ide makan tumpeng ini, sebagai simbol rasa syukur, karena akhirnya kami bisa mengadakan Gathering yang terdiri dari beberapa regional ini untuk pertama kalinya.


tumpeng ajib



sambutan dari tuan rumah/panitia



prosesi pemotongan tumpeng


rebutan deh


Setelah kenyang makan nasi tumpeng, kami berjalan-jalan di sekitar penginapan. Dan ternyata meski hari belum terlalu malam, suasana disini sudah begitu sepi. Hanya beberapa orang pemilik warung yang masih terlihat menunggui warungnya,dan ada juga penjual CD lagu yang menyetel lagu dengan volume cukup kencang, lumayan memecah sepi malam ini.




mejeng,hehe

Setelah bosan diluar dan juga angin yang semakin ga bersahabat, kami kembali ke penginapan. Sebagian orang mengobrol,sebagian lagi nonton tv, tapi gw segera cari tempat yang pewe untuk tidur malam ini. Karena memang sebagai orang jauh disini, gw dari Bandung dan rifaye dari Jakarta yang mungkin ngerasa paling cape atau ngantuk. Karena gw sejak kemaren baru sempet tidur sekitar 2 jam. Akhirnya di sebuah pojokan ruangan yang berbentuk seperti huruf L, gw membaringkan badan, segera memakai jaket,kaos kaki dan menarik selimut dan dalam beberapa menit udah ada di posisi ternyaman di dunia untuk tidur. Dan bener aja, ga sampe lima menit mungkin gw langsung tertidur dengan lelapnya. Ga terbangun sama sekali di jam berapapun malam itu. Bener-bener seperti bayi yang baru pulang ngebajak sawah sehari semalem. Emang sih rasa capek nya belum seberapa. Tapi rasa ngantuknya yang ga bisa ditahan, karena kurang istirahat sejak kemaren.

Tanpa terasa hari mulai terang, matahari memunculkan warna keemasan yang tipis dengan nuansa ungu dan abu-abu yang mendominasi karena sebagian besar tertutup awan mendung. Sudah jam setengah 6 rupanya. Gw bener-bener tidur pules. Mewah bener lah. Bangun pagi setelah mengucap alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk hidup setelah tidur semaleman gw buru-buru ambil wudhu dan sholat Subuh, meski kesiangan. Setelah sholat, gw baru sadar ternyata orang-orang di ruangan ini tinggal sebagian, dan semuanya masih tidur-tiduran. Karena ga merasa capek dan ga merasa ngantuk lagi, badan dan pikiran udah bener-bener di refresh hasil tidur semalem dari jam 8 sampe jam setengah enam.


Segera gw turun ke bawah. Dengan ga lupa bawa kunci motor dan pake jaket 2 lapis. Dan ternyata bener sebagian motor menghilang. Pasti pada asyik jalan-jalan pagi nih mereka. Ga lama gw coba hidupin motor gw dengan tuas choke ditarik penuh ke atas, dan dengan mudahnya mesin motor gw menyala. Dan kemudian gw baru kepikiran, sepertinya mereka akan menuju ke bukit sikunir, untuk mengejar sunrise. Tapi, buru-buru gw urungkan analisis gw itu karena melihat langit tertutup mendung di waktu sepagi itu. Karena gw mencoba menelpon ke beberapa temen gw, doni Hyozhoka, lalu menelpon rifaye-arif wahyu ga juga diangkat,sms ga dibales, yang belakangan baru gw tau ternyata handphone mereka berdua ditinggal di penginapan. Akhirnya gw jalan-jalan sendiri aja, pengen liat-liat lokasi sekitar daerah wisata ini. Meski dua bulan yang lalu gw udah sempet kesini bareng temen kampus, Cuma karena kurang persiapan dan minimnya waktu saat itu, gw dan temen-temen jaman kuliah sampe di Dieng udah kesorean, yang akhirnya ga kebagian jalan-jalan. Ditambah ban motor kawasaki ZX-130 Edwin waktu bocor, akhirnya jauh-jauh ke dieng Cuma untuk cari tukang tambal ban. Susah pula nyarinya,hahaha.

Balik lagi ke cerita hari ini, udara pagi masih terasa begitu dingin. Ga salah tadi pake jaket berlapis. Akhirnya setelah muterin daerah itu, ketemu lah sama om Victor dan Hyo yang dari tadi gw cariin, ketemu di sekitar SPBU satu-satu nya di Dieng.
Gw tanya yang lain kemana,ternyata ga tau juga soalnya tadi udah mencar Akhirnya setelah muter-muter, kembali ke penginapan. Yang ternyata udah pada bangun dan sebagian lagi di kamar mandi. Selepas mandi kita pun disuguhkan sarapan nasi goreng dengan telor ceplok plus krupuk. Ga lama kita makan bareng dan kemudian siap-siap untuk menuju lokasi-lokasi wisata yang ada disini.



sarapan bareng





penginapan di pagi hari


Setelah semua selesai mandi pagi termasuk gw yang akhirnya mandi setelah terakhir mandi kemaren sore, akhirnya kami bersiap-siap menuju obyek wisata yang ada di kawasan wisata Dieng ini. Suasana minggu pagi nan sepi, tak begitu banyak pengunjung di waktu sepagi ini, jalanan di kawasan wisata dieng masih terlihat begitu lengang. Penduduk sekitar sibuk melakukan aktivitas paginya masing-masing. Dan tujuan pertama kami pagi itu adalah menuju kawasan Candi Pandawa. Setelah membayar retribusi di pos masuk wisata kami segera menuju kawasan candi pandawa.


parkiran candi


di candi,full team

Letak candi ini berada tak jauh dari penginapan, dan semua obyek wisata disini berada dalam jarak yang relatif dekat.
Setelah puas berfoto di kawasan candi Pandawa nan asri, kami melanjutkan wisata pagi ini berturut-turut ke kawah sikidang dan ke telaga warna,yang konon warna airnya bisa berubah pada waktu-waktu tertentu. Namun pagi itu warna air tampak kehijauan.

Tadinya sih mau ke puncak bukit dimana bisa melihat telaga secara keseluruhan dari atas,tapi gak jadi karena pertimbangan waktu yang semakin siang.



di parkiran kawah sikidang,bareng Jakarta Owners Yamaha Scorpio






telaga warna

....bersambung
Yap...ini adalah riding report gw yang tertunda selama hampir setaun,hehe
Akhirnya sekarang berkesempatan untuk nulis dengan semua sisa-sisa ingatan yang masih melekat, saat-saat riding dengan motor, saat yang sulit terlupakan... I've always enjoyed everything about riding motorcycle..



24 September 2010

Bandung, 22.00 WIB


Mendung tipis menyelimuti langit, dinginnya udara di Bandung Timur lumayan bikin mata yang ngantuk minta naik ke kasur mulu tapi malem ini gw ga berencana untuk tidur, karena akan melakukan perjalanan sama seorang temen, yang juga seorang kaskuser ke acara Gathering Thread Megapro Kaskus di Dieng, Jateng. Sang temen gw ini, rifaye yang berdomisili di Jakarta, melakukan perjalananan seorang diri dari Jakarta selepas dia pulang kerja. Semangatnya luar biasa biarpun hujan sepanjang jalan tapi ga menyurutkan niatnya buat tetep berangkat. Setelah melewati hujan deras di puncak, akhirnya sampai di daerah Cimahi yang kemudian di jemput oleh seorang rekan kaskuser juga, Auxentz yang kemudian mengantar rifaye sampai ke rumah gw. Semula dari daerah Jakarta mau mengikut sertakan beberapa rekan tapi karena satu dan lain hal yang berangkat hanya sendiri. Begitu juga dari Bandung yang hanya menyertakan gw sendiri sebagai pesertanya. Akhirnya rifaye tiba di rumah saya dan setelah beristirahat sebentar dan merapikan barang bawaan serta makan nasi goreng kita bersiap untuk berangkat


auxentz dan rifaye merapikan barang bawaan



Akhirnya tepat pukul 11 malam kami berangkat, dengan tak lupa berdoa pada Allah SWT
agar dimudahkan dan di lancarkan pada perjalanan malam ini.

Dan akhirnya kami berangkat, Auxentz pun kembali ke rumahnya di Cimahi. Suasana malam yang di bayang-bayangi mendung cukup membuat udara menjadi sejuk dan kadang diselingi gerimis. Selepas nagrek hujan yang ga tentu, kadang hujan lalu berhenti akhirnya membuat kami memutuskan memakai raincoat yang udah disiapkan buat perjalanan kali ini. Karena perjalanan malam hari, jalanan cukup sepi dan nyaman untuk riding, tanpa harus ribet dengan angkutan-angkutan umum maupun kendaraan lain seperti siang hari. Tapi juga wajib di waspadai keberadaan truk-truk besar yang beroperasi malam hari.

Karena perjalanan malam hari, jadi ga bisa capture foto banyak sepanjang perjalanan. Dan akhirnya di daerah Ciamis kami berhenti sejenak di sebuah Masjid, untuk beristirahat sebentar melemaskan otot-otot yang kaku.



Istirahat setelah beberapa jam riding

ga lebih dari 15 menit kami berdua kembali melanjutkan perjalanan. selepas Ciamis, karena menjelang dini hari, suasana jalanan semakin sepi, yang bikin makin pede untuk membetot gas. Kondisi aspal jalur selatan Jawa Barat terutama di daerah Banjar bener-bener memuaskan pengendara,terutama ane & rifaye yang malem itu sama sekali ga ragu melahap tikungan-tikungan di gelapnya malam karena aspal yang selalu mulus tanpa khawatir menemui lobang-lobang pengganggu.

tapi itu semua ga bertahan lama, karena selepas Banjar, terutama setelah melewati perbatasan dan memasuki daerah Jawa Tengah kondisi jalanan menurun drastis, dengan kondisi aspal seadanya dan jebakan lobang sepanjang jalan yang membuat kali ini harus lebih waspada. Hutan karet di tepi jalan membuat kesan gelap malam semakin pekat. Ditambah penerangan jalan yang sangat minim.

Setelah sekitar 4,5 jam berjalan tanpa menemui rasa ngantuk, akhirnya kali ini harus mengalah karena otak udah mulai memaksa badan untuk beristirahat. Akhirnya sekitar jam 3.30 dini hari kami berhenti di SPBU Pertamina di daerah wanareja, Jateng. Alhamdulillah di SPBU ada rest area dan toko-toko yang menyediakan mulai dari makanan ringan sampai berat. Akhirnya kami beristirahat dengan tidur-tiduran sebentar di bale/dipan yang ada di depan mushola. Kami ga tidur di mushola karena itu tempat untuk beribadah bukan untuk tidur Setelah tertidur kurang lebih sejam, kami terbangun saat adzan subuh berkumandang. Dan lalu bergegas mengambil air wudhu dan sholat berjamaah bersama orang-orang yang juga singgah di SPBU ini. Ternyata ketika beristirahat di SPBU ini ada seorang kaskuser lain yang menggunakan mobil melihat stiker kaskus & Megaproholic (forum megapro di kaskus). Dan gw baru tau sewaktu dia menyapa di thread beberapa minggu kemudian. Selepas sholat Subuh gw nyari cemilan di warung yang jaraknya cuma beberapa meter dari tempat gw bersantai di bale/dipan.


SPBU Wanareja tempat beristirahat

Karena masih merasa sedikit ngantuk, kami pun ngga memaksakan diri untuk buru-buru melanjutkan perjalanan. Setelah istirahat dirasa cukup baru kemudian kami berangkat.

Kami kembali melintasi daerah perkebunan karet yang kali ini terlihat cantik karena matahari sudah mulai memancarkan sinarnya. Sekitar jam 6.30 pagi saat itu, sinar matahari yang menyembul diantara pepohonan karet yang berbaris rapi di pinggiir jalan ditambah segarnya embun dan kabut tipis yang rendah membuat suasana segar tersendiri yang sedari tadi ngga ditemui karena pekatnya malam.

Kami pun melewati daerah-daerah Majenang, Cimanggu dengan kondisi jalan yang masih seadanya. Sebetulnya jalur ini sidah sering gw lewati dengan keluarga saat mudik lebaran ke Jogja, jadi udah ga begitu asing lagi. Beberapa kilometer kemudian gw memberi tanda pada rifaye kalo gw masih ngantuk, karena belum cukup tidur sepanjang malem tadi, akhirnya mata lagi-lagi ga bisa diajak kompromi. Akhirnya karena ga dapet tempat strategis buat istirahat, kami berhenti di pinggir jalan, di daerah yang cukup lega. Gw buka helm dan menghirup segernya udara pagi dalem2. Lumayan bikin ngantuk yang hebat tadi berkurang sedikit.


berhenti sebentar entah dimana karena masih ngantuk

Sebisa mungkin perjalanan kali ini ga usah di buru-buru, karena kalo maksain diri dalam keadaan ngantuk tetep riding bisa fatal akibatnya akhirnya lepas dari hutan-hutan karet dan tibalah kami di daerah Wangon. Buka-buka peta sebentar, buat diskusi jalur perjalanan lebih baik lewat ajibarang-purwokerto dengan belok kiri di persimpangan wangon ini atau lanjut dengan lurus mengikuti jalan ke timur. Akhirnya diputuskan untuk terus lurus menuju Jatilawang-Rawalo. Akhirnya kami belok kiri di Rawalo. Melewati pinggiran Kali Serayu dengan jembatan kereta api yang melintang di sebrang Kali. Harusnya kami berhenti untuk foto disini.


pemandangan indah Kali Serayu dengan jembatan kereta api di seberang Kali

Tiba di Patikraja kami berhenti dan kembali membuka peta yang tersimpan di dalam handpone gw, dan rifaye juga coba buka-buka GPS dari HP nya. Setelah liat-liat peta kami belok ke kanan di patikraja ke arah Kalibagor dan kembali berjalan menyisir Kali Serayu yang tenang dan lebar. Kondisi aspal bagus, jalanan mulus dan lurus ditambah lagi karena ini bukan jalan utama, arus lalu lintas cukup sepi dan membuat asik buat gas poll, hehe.


di depan SMPN 1 Patikraja buat memastikan rute yang kami lewati

Lalu kami tiba di Banyumas dan belok kiri ke arah timur. Sinar matahari kali ini terasa bener-bener "meraba" setiap bagian dari tubuh gw. Hangat tapi menyegarkan. Rasa ngantuk yang dari tadi menganggu pelan-pelan mulai hilang. Kondisi jalanan disini cukup baik dengan kontur rata dan sebagian besar jalanan luruuuuuus, yang bener-bener beda sama kontur jalan di Jawa Barat yang berkelok, berliku, naik dan turun tanpa berhenti kami melalui daerah-daerah Somagede-Susukan-Klampok-Purwanegara-Bawang dan akhirnya tiba di Banjarnegara dengan tanpa hambatan dan terasa cukup cepat. Tiba di Banjarnegara sekitar jam 8.30 pagi. Kami beristirahat di sebuah warung pinggir jalan.


sewaktu istirahat di Banjarnegara

Di Banjarnegara ga lama, lanjut lagi menuju wonosobo. Kali ini jalanan mulai menanjak dan berliku, karena letak geografis Wonosobo yang cukup tinggi.




Wonosobo

Akhirnya sekitar sejam kemudian kami tiba di Wonosobo, dan menelpon seorang kaskuser Wonosobo,mas Yoga/ID YoGreat. Dan kemudian kita janjian untuk ketemuan di alun-alun Kota Wonosobo. Sebelumnya gw pernah sekali ke kota ini, sewaktu touring sama temen-temen kampus, jadi udah ga begitu asing di kota yang kecil,tapi sejuk dan nyaman ini. Kalo gw bilang Wonosobo itu sejuk seperti Bandung, tapi jauh lebih nyaman karena kehidupannya ga crowded dan lalu lintas yang ga padat kaya di Bandung (jadi ngebayangin macetnya Bandung di pagi & sore hari ). Ga pake lama kami pun tiba di alun-alun Wonosobo.


alun-alun nya Wonosobo,hijauu



parkir motor

bersambung....
 

Copyright 2010 Nunoo's Life Journal.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.